Sunday, September 30, 2012

Kevin James: Saya Merasakan Kesendirian Rasulullah SAW

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kevin James adalah petugas pemadam kebakaran di Brooklyn, New York, Amerika Serikat. Memasuki usia dewasa, ia merasa dekat dengan Nabi Muhammad SAW.

Karenanya, ia tak ragu memutuskan menjadi muslim guna mengikuti jejak Rasulullah SAW yang begitu dicintainya tersebut. "Saya memang bukan yatim piatu seperti beliau, tapi saya merasakan bagaimana Nabi merasakan kesendirian," kata dia.

James merasa tidak menjadi bagian dari komunitas yang begitu beragam. Ia sendiri lahir dari keluarga yang beragam. Ayahnya adalah seorang Afro-Amerika. Ibunya adalah seorang Yahudi.

Namun, keduanya tidak menjalankan ajaran agama dengan baik. "Saya dan orang tua saya bisa dikatakan ateis atau agnostik," aku James.

Ia masih ingat, di rumahnya itu terdapat Hanukkah Menorah, simbol perayaan hari besar Yahudi, dan pohon Natal. Masing-masing dari anggota saling memberi hadiah.

"Jujur, saya tidak pernah mengidentifikasi sebagai penganut Yahudi atau Kristen. Tapi saya selalu ditekankan untuk mencari kebenaran," kenang dia.
Redaktur: Karta Raharja Ucu
Reporter: Agung Sasongko
Sumber: onislam.net

Mirela: Aku Mencintai Rasulullah Tanpa Kehilangan Yesus

REPUBLIKA.CO.ID, BUKAREST -- Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, Manuela Mirela mulai mendalami agama baru yang dipeluknya. Tak hanya terpesona dengan tata cara beribadah umat Islam, ia juga tertarik dengan tata cara kehidupan umat muslim di sejumlah negara Islam.

Hal lain yang menarik perhatian dirinya adalah selama kunjungannya ke sejumlah negara Islam, lingkungan yang ditinggali umat Islam lebih bersih ketimbang daerah yang dihuni non-muslim. Selain itu, Islam menghormati dan memuliakan semua Nabi dan Rasul.

"Jadi, aku mencintai Nabi Muhammad SAW tanpa kehilangan Yesus," kata dia.

Kekaguman Mirela lainnya adalah Islam sangat menghargai perempuan. Sebabnya, ia merasa heran dengan sikap Barat yang selalu saja menyatakan muslimah itu derajatnya lebih rendah daripada laki-laki. Padahal, perempuan Barat justru lebih direndahkan sebagai akibat dari materialistis peradaban barat.

Mereka menjadi komoditas dan objek seksual tanpa batas. Sementara Islam, tidak demikian. (baca: Manuela Mirela: Islam Agama yang Mudah Dimengerti).

"Aku melihat banyak orang yang membenci Islam karena mereka tidak tahu bagaimana Islam sebenarnya. Itu juga menjadi otokritik kita, yang kadang lupa dengan identitas sebagai muslim," papar dia.
Redaktur: Karta Raharja Ucu
Reporter: Agung Sasongko
Sumber: onislam.net

Saturday, September 29, 2012

Wisata Alam Curug Cibeureum Selabintana, Sukabumi.

Curug Cibeureum terletak tak jauh dari Pondok Halimun, bisa ditempuh kurang dari satu jam melalui jalan setapak. Untuk menjaga kelangsungan ekosistem didalamnya, petugas tidak memperbolehkan kendaraan bermotor masuk kesana. Bagi ada yang membawa kendaraan bisa diparkir di halaman parkir yang cukup luas.

Curug Cibeureum terletak di kaki Gunung Gede, udaranya fresh, cuacanya sejuk, sangat nyaman untuk berwisata bersama keluarga, perjalanan menuju kesana tidak terlalu berat, namun mengasyikan apalagi bagi anda pecinta wisata alam yang mencari udara yang masih bersih dan tidak tercemar.

Menurut sejarah, Cibeureum itu berasal dari dua kata: Ci=Air Beureum=Merah, jadi Cibeureum itu artinya air yang berwarna merah. Diberi mana tersebut karena menurut masyarakat setempat, jika curugnya terkena sinar matahari di pagi hari, warnanya akan berubah kemerah-merahan, untuk itulah curug tersebut diberi nama Curug Cibeureum.






Cara Menuju Curug Cibeureum


Untuk menuju Curug Cibeureum cukup mudah, dari pusat Kota Sukabumi bisa ditempuh menggunakan angkutan kota no 10 jurusan Sukabumi – Selabintana berwarna merah. Sebelum anda naik, bilang dulu ke sopirnya supaya diantarkan ke Pondok Halimun. Memang tarifnya agak mahal, sekitar 5000 per orang. Anda akan diturunkan di halaman parkir Pondok Halimun. Kemudian anda naik ke atas melalui jalan bebatuan, ikuti saja jalur setapak sampai menemukan Curug Cikaso, perjalanan kesana memakan waktu kurang dari sejam.

Sepanjang perjalanan anda akan ditemani rimbunnya hutan yang masih terjaga keasriannya, sungai-sungai kecil yang memiliki air yang jernih dan bersih, sesekali anda bisa mencelupkan kaki dan tangan anda, rasanya dingin seperti air pegunungan pada umumnya. Jika merasa lelah, anda bisa istirahat sejenak sambil menikmati aliran sungai yang tidak bisa anda temui di perkotaan.

Jika anda beruntung anda akan melihat beberapa satwa langka seperti lutung, perlu diingat bahwa pepohonan yang tumbuh disana sudah berusia ratusan tahun. Kita sebagai pengunjung wajib menjaganya, agar iklim di bumi tidak panas seperti saat ini.








sukabumi travel

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates